Senin, 13 Desember 2010

TUGAS AKHIR KOMUNIKASI INTERPERSONAL

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Oleh : Natalia Kristanti Anggraini
(090903745-kelas C)
Tugas I : Amati dan analisis perilaku komunikasi non verbal di lingkungan FISIP UAJY, bahasa non verbal apa yang sering digunakan, dan mengapa bahasa non verbal tersebut sering digunakan?
Komunikasi non verbal adalah merupakan proses pengalihan informasi dari satu orang atau sekelompok orang dengan menggunakan simbol-simbol tertentu kepada satu atau kelompok orang lainnya. Menurut Larry A.Samovar dan Richard E.Porter komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan dalam suatu komunikasi yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai potensial bagi pengirim atau penerima. Perilaku komunikasi non verbal yang saya amati yang paling sering digunakan di lingkungan FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta adalah perilaku komunikasi non verbal dengan gerakan mata, gerak tubuh, isyarat hangat dan dingin, gerak wajah dan sentuhan untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya tanpa menggunakan mulut.
Sebagian ekspresi itu mereka lakukan apabila mereka terjebak dalam situasi yang tidak memungkinkan mereka untuk menyampaikan pesan secara lisan. Misalnya pada saat ada orang lain yang berperilaku aneh didekatnya lalu ingin memberitahu kepada temannya dengan menggunakan bahsa non verbal itu supaya yang dibicarakan tidak mengetahuinya, ataupun menyampaikan pesan rahasia yang ditujukan kepada seseorang apabila disaat itu banyak orang sedang berkumpul didekatnya. Ada juga yang menggunakan bahasa non verbal untuk membicarakan dosen yang sedang mengajarnya.
Di dalam kelas, komunikasi non verbal ini dilakukan untuk dapat mengatur interaksi misalnya dengan mengangkat tangan, ini artinya menunjukkan meminta waktu dan kesempatan untuk bicara. Komunikasi non verbal ini mereka lakukan untuk dapat lebih meyakinkan lawan bicara apa yang telah diucapkan kepada lawan bicaranya dan dapat menambah atau pun melengkapi ucapan-ucapan sebelumnya yang telah disampaikan dengan komunikasi verbal.
Di lingkungan FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta, bahasa non verbal dengan gerakan mata, gerak tubuh, isyarat hangat dan dingin, gerak wajah, dan sentuhan ini dianggap cukup efisien dan efektif dilakukan untuk menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya. Cara itu juga sangat mudah dilakukan di kalangan para remaja dan pesan yang akan disampaikan kepada lawan bicaranya juga tidak sulit untuk di mengerti atau pun di artikan.
Di lingkungan FISIP Universitas Atmajaya juga tidak sedikit mahasiswa yang sering berkomunikasi dengan menggunakan bahasa non verbal ini. Kalau saya amati berkomunikasi dengan menggunakan bahasa non verbal ini juga dapat lebih mudah dipercaya oleh lawan bicaranya dan cara ini merupakan cara yang komunikatif.
Komunikasi non verbal ini dapat juga digunakan sebagai sarana untuk menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata. Komunikasi jenis non verbal ini sangat penting juga karena sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal.
Saya juga mengamati komunikasi non verbal yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan gerakan mata, ini sangat terlihat sekali bahwa mereka yang ingin menyampaikan sesuatu atau pesan kepada orang lain mendapatkan umpan balik dari lawan bicaranya dan dengan gerakan mata tersebut mereka juga menyatakan terbukanya saluran komunikasi untuk menyalurkan hubungan dan sebagai pengganti jarak fisik.
Teman-teman mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta sangatlah enjoy dan nyaman dengan menggunakan bahasa non verbal ini sebagai sarana penyampaian pesan kepada lawan bicaranya.
Komunikasi non verbal dengan isyarat hangat dan dingin ini juga banyak dilakukan oleh teman-teman mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta, kalau isyarat hangat ini mereka lakukan dengan menatap secara langsung lawan bicaranya, dengan menyentuh tangan atau pun dengan sering menunjukkan senyuman kepada lawan bicaranya. Dan isyarat dingin yang mereka lakukan terlihat jelas ketika mereka tidak menyukai apa yang sedang dibicarakan oleh teman lawan bicaranya lalu mereka menunjukkan dengan menatap tanpa perasaan, tidak begitu memperhatikan orang yang sedang berbicara misalnya dengan melihat sekelilingnya atau pun malah melihat ke langit-langit. Kontak mata dan ekspresi wajah memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan perasaan orang lain.
Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan nonverbal, biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata yang terucap atau pun tertulis untuk dapat lebih meyakinkan lawan bicaranya. Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering juga digunakan pada waktu orang berpresentasi, dimana cara penyampaiannya menggunakan kata-kata dan gerakan tangan atau pun ekspresi wajah melengkapi cara penyampaian presentasi tersebut.


Tugas II : Bandingkan dan analisis perbedaan, kekurangan, kelebihan antara komunikasi interpersonal tatap muka dengan komunikasi interpersonal bermedio. Berikan pula penilaian terhadap komunikasi bermedio khususnya dalam konteks virtual!
R.Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Kelebihan komunikasi tatap muka adalah kita dapat melihat langsung respon lawan bicara saat kita melakukan proses interaksi, pesan yang kita sampaikan kepada lawan bicara jauh lebih jelas dibandingkan melalui media contohnya dengan layanan sms, dan dapat dengan mudah mempengaruhi lawan bicara kita. Komunikasi interpersonal tatap muka dinilai lebih efektif dalam hal menyampaikan pesan. Komunikasi tatap muka juga tidak dapat kita hindari dalam kehidupan sehari-hari kita. Dimana pun dan kapan pun dan dengan siapa pun kita dapat melakukan komunikasi tatap muka ini.
Dalam hal berkomunikasi tatap muka memang banyak terdapat kendalanya, misalnya kita harus mendekati lawan bicara kita agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan jelas. Memang ini kekurangan dari komunikasi tatap muka, kita tidak bisa berjauhan dengan lawan bicara saat kita akan menyampaikan pesan kita. Misalnya kita sedang marah-marah dengan lawan bicara kita, ini sangat efektif bila dilakukan dengan komunikasi tatap muka agar lebih jelas dan kita akan mendapatkan respon langsung dari lawan bicara kita.
Komunikasi media atau yang sering disebut dengan komunikasi medio adalah komunikasi yang menggunakan media telepon, faksimili, e-mail, radio untuk menyampaikan pesan kepada seseorang. Komunikasi ini menggunakan media sebagai sarana untuk berkomunikasi. Sebelum telepon seluler muncul, orang-orang zaman dulu saling berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan surat tetapi setelah banyak bermunculan media-media lainnya yang lebih efektif digunakan, maka orang-orang mulai meninggalkan surat sebagai media komunikasi. Dulu orang-orang mengucapkan Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru menggunakan kartu yang dikirim melalui pos, akan tetapi sekarang ini itu sudah luntur karena ada media yang lebih efesien dan efektif yaitu telepon seluler atau pun dengan internet.
Kelebihan dari komunikasi bermedio antara lain komunikasi ini lebih efisien karena dapat dengan cepat menyampaikan pesan kepada seseorang tanpa harus bertemu dengan orang tersebut, jangkauan komunikasi juga lebih luas. Dari kelebihan tersebut komunikasi bermedio juga terdapat kekurangannya yaitu tidak apat merubah dan mempengaruhi tingkah laku lawan bicara, kita juga tidak dapat melihat secara langsung respon yang diberikan oleh lawan bicara kita.
Akhir-akhir ini marak sekali berkomunikasi dengan media internet, ini dapat dibuktikan dengan adanya situs-situs jejaring sosial yang sedang gencar-gencarnya digunakan orang-orang mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua dari kalangan mahasiswa, dosen hingga para pejabat menggunakan situs ini.
Seiring dengan semakin populernya internet sebagai “the network of the networks”, masyarakat penggunanya seakan-akan mendapati suatu dunia baru yang dinamakan cyberspace. Ini juga disebut sebagai komunikasi virtual karena proses penyampaian pesan menggunakan ruang maya yang bersifat interaktif.
Namun munculnya semua teknologi itu juga menimbulkan berbagai dampak yang tidak sedikit. Teknologi itu memang dapat membantu kita dalam hal penyampaian pesan tetapi di sisi lain teknologi ini juga dapat menimbulkan damapk negatif. Misalnya akhir-akhir ini banyak diberitakan banyak penculikan atau pun perampokan hanya karena status seseorang yang mereka update di facebook mereka. Ada pula di luar negri seorang ibu tega membunuh anaknya yang merengek dan menangis karena lapar tetapi itu dianggap mengganggu ibunya yang sedang asik dengan dunia mayanya melalui facebook.
Akan tetapi apabila semua teknologi yang ada sekarang ini kita gunakan dengan sebaik-baiknya maka kita dapat meminimalisir kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yang dapat mengakibatkan dampak negatif bagi penggunanya.

Referensi :
Mulyana, Deddy.2001.ILMU KOMUNIKASI SUATU PENGANTAR.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Materi kuliah interpersonal dari : http://edwi.dosen.upnyk.ac.id

Kamis, 23 September 2010

Natalia Kristanti Anggraini - 03745

MODEL INTERAKSIONAL

            Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsure-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Akan tetapi, peminat komunikasi sering mencampuradukkan model komunikasi dengan fenomena komunikasi. Jika kita kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Itulah sisi negatif dari model. Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B.Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstrakkan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah teori yang lebih disederhanakan. Kita dapat menggunakan model untuk melukiskan model suatu objek, teori atau proses. Model menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah, bila model awal tidak berhasil memprediksi.
            Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi, yang pertama  adalah melukiskan proses komunikasi, yang kedua adalah menunjukkan hubungan visual, dan yang ketiga adalah membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi, yaitu mengorganisasikan yang tadinya tidak teramati, heuristik, prediktif untuk memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, dan yang terakhir pengukuran, untuk mengukur fenomena yang diprediksi. Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata, meskipun bentuknya sangat sederhana. Model verbal ini sering dibantu dengan grafik, diagram atau gambar.
            Model Interaksional berlawanan dengan model stimulus – respons dan beberapa model linier lainnya. Model Interaksional menganggap manusia jauh lebih aktif. Model Interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik, dengan tokoh utamanya George Herbert Mead. Perspektif Interaksi simbolik lebih dikenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga menembus disiplin-disiplin lain seperti psikologi, ilmu komunikasi dan bahkan antropologi. Model Interaksional sebenarnya sulit untuk digambarkan dalam model diagramatik, karena karakternya yang kualitatif, nonsistemik dan nonlinier.
            Menurut model interaksi simbolik, orang-orang sebagai peserta komunikasi bersifat aktif, reflektif dan kreatif, menafsirkan, menampilkan perilaku yang rumit dan sulit diramalkan. Dalam konteks ini, Blummer mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model ini. Yang pertama, manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya, yang kedua adalah makna berhubunagan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya, yang ketiga adalah makna diciptakan, dipertahankan dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena individu terus berubah, masyarakat pun berubah melalui interaksi. Jadi interaksilah yang dianggap variabel variabel penting yang menentukan perilaku manusia, bukan struktur masyarakat. Struktur itu sendiri tercipta dan berubah karena interaksi manusia.
            Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Diri (self) berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga (significant others) dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan (play stage) dan terus berlanjut hingga ke lingkungan luas (generalized others) dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan (game stage).

Sumber :
Mulyana, Deddy.2007.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya:Bandung.